Agen Allianz – Mitra Bisnis BUSS Allianz

Epilepsi Berat dan Koma, Gejala Serta Penyebabnya

Epilepsi Berat dan Koma, Gejala Serta Penyebabnya – Epilepsi merupakan gangguan yang terjadi pada sistem saraf pusat atau bagian syaraf yang berfungsi untuk mengatur tingkat gerak dan juga kesadaran pada otak manusia. Penderita yang mengalami gangguan epilepsi akan menyebabkan kejang-kejang pada periode waktu tertentu dan terkadang disertai dengan hilangnya kesadaran pada penderita.

Pada otak manusia memiliki sel-sel saraf atau neuron yang merupakan bagian dari sistem saraf. Setiap sel-sel ini saling berkomunikasi dengan menggunakan impuls listrik yang ada di dalam otak. Jadi jika penderita mengalami epilepsi maka impuls listrik tersebut dihasilkan secara berlebihan dan menyebabkan gerakan tubuh menjadi tidak terkendali.

Ciri-ciri dari Epilepsi

Penyakit epilepsi memiliki ciri-ciri umum antara lain :

  1. Tatapan mata menjadi kosong
  2. Hilangnya kesadaaran
  3. Lengan dan kaki mengalami kejang-kejang
  4. Menimbulkan kebingungan sementara

Penyebab Epilepsi

Penyakit epilepsi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya :

  1. Faktor genetik
  2. Trauma kepala
  3. Infeksi pada otak
  4. Kelainan bawaan sejak lahir
  5. Kelainan metabolisme

Koma selama 72 jam

Koma adalah suatu kondisi darurat dimana seseorang mengalami hilang sadar yang sangat rendah dalam jangka waktu tertentu. Kesadaran ini di sebabkan oleh menurunnya aktivitas di dalam otak yang dipicu oleh beberapa kondisi sepetri cedera otak parah, keracunan alkohol, atau infeksi otak.

Seseorang yang mengalami koma tidak akan menyadari keadaan disekitar nya serta tidak dapat merespon suara, gerakan spontan, dan tidak ada respon terhadap nyeri. Sebagian besar pasien akan dapat bernapas seperti biasa, namun ada beberapa kasus membutuhkan alat bantu pernapasan.

Pada kondisi seperti ini, fungsi otak menjadi terganggu. Otak tidak mempu membuang sisa cairan dan zat beracun keluar dari tubuh. Akibatnya, cairan tersebut akan menggenang di otak. Inilah yang menyebabkan seseorang mengalami kehilangan kesadaran dan koma, tetapi masih hidup.

Intermedite Critical Illness (intermediate CI) – Dalam hal ini Allianz memberikan manfaat dari Pertanggungan tambahan CI 100 dan memberikan pertanggungan 100 penyakit kritis, yaitu :

Epilepsi Berat dan Koma

a. Epilepsi Berat

        Diagnosis Epilepsi Berat harus didukung oleh semua hal berikut:

  • Diagnosis ditegakkan oleh dokter spesialis syaraf dengan menggunakan

electroencephalography (EEG), magnetic resonance imaging (MRI), position emission tomography (PET) atau uji diagnostik tepat lainnya yang tersedia,

  • Harus ada dkumentasi dari kambuhnya kejang tonik klonik tanpa pemicu atau serangan

grand mal sebanyak lebih dari 5 (lima) serangan per minggu, dan resisten terhadap terapi optimum sesuai dengan hasil uji kadar serum obat, dan

  • Harus sudah menggunakan paling sedikit 2 (dua) resep obat anti epiiepsi (anti kejang)

minimal selama 6 (enam) bulan alas rekomendasi dokter spesialis syaraf.

Kejang demam atau petit mal saja tidak memenuhi persyaratan definisi ini.

b. Koma selama 72 jam

Koma berlangsung minimal 72 jam. Diagnosis ini harus didukung semua hal berikut:

  • tidak bereaksi terhadap rangsangan luar selama paling sedikii 72 jam;
  • digunakannya alat bantu kehidupan untuk mempetanahankan kelangsungan hidup, dan
  • terdapat kerusakan otak yang menyebabkan defisit neurologik secara permanen.

Koma yang secara langsung diakibatkan oleh penggunaan alkohol atau penyalahguhaan obat obatan dan komva yang diinduksi secara medis dikecualikan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang menjadi nasabah Allianz atau menjadi mitra bisnis Allianz sahabat satuters ikuti informasi dari Agen Allianz Jakarta atau dengan langsung menghubungi Agen Allianz di sekitar wilayah sahabat satuters. HP/WA : 081212188110.

Scroll to Top