Bisnis Daring – Semakin pesatnya perkembangan dunia internet menjadikan bisnis daring begitu menggiurkan dan pertumbuhannya begitu cepat sehingga banyak pelaku bisnis ikut meramaikan persaingannya, tetapi ada yang berhasil dan adapula yang gagal. Berikut tips sukses pelaku bisnis daring.
Makin banyaknya adopsi teknologi membuat banyak orang mengalami perubahan kebiasaan. Kini, orang lebih senang melakukan segala sesuatu secara daring (online). Hal ini diamini Co-Founder dan CCO Tiket.com Dimas Surya Yaputra.
“Kebiasaan orang kini mulai berubah. Bila dulu orang senang mengantre, kini mereka senang melakukan pemesanan tiket secara daring. Selain itu, penggunanya terus mengalami pertumbuhan,” kata dia.
Perubahan semacam ini tentu membuat banyak perusahaan rintisan bermunculan. Apalagi, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) memproyeksikan pertumbuhan e-dagang di 2017 akan ada di angka 30%-40% dan diperkirakan nilai pasarnya mencapai US$130 miliar pada 2020 mendatang.
Singkatnya, industri ini menjanjikan. Lalu, apa yang bisa dilakukan agar sukses dan bisa bertahan di kondisi industri yang makin ketat ini?
“Tantangan terbesar kita adalah, kita negara demokratis dan pasar terbuka. Karenanya, perlu ada inovasi dalam hal produk. Untuk itu, mulai dengan mencari produk yang bersifat sangat lokal,” kata Pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim.
Artinya, bagi kamu yang ingin terjun di e-dagang, sebaiknya melakukan inovasi dengan tetap memegang nilai kearifan lokal. “Jadi, tidak hanya menyalin dari produk yang sudah ada. Kita harus punya produk sendiri untuk ditandingkan,” kata Nadiem.
Selain itu, masih ada kunci pamungkas untuk bisa sukses jalankan bisnis. “Kunci sukses paling mudah adalah mendengarkan konsumen, jadi tidak asal menyalin produk yang ada. Ingin membuat produk terbaik boleh, tapi jangan lupa dengarkan konsumen,” kata lulusan Harvard itu.
Baca juga : Enam Pos Pengeluaran Keluarga Ini Jangan Sampai Tidak Stabil
Berbeda lagi dengan Pendiri dan CEO PT Sekaba Berjaya Propertindo (aplikasi WorkNStay) Harry Darmawijaya. Menurut Harry, kunci sukses perusahaan broker properti miliknya adalah memberikan bantuan semaksimal mungkin pada pengguna jasanya.
“Jadi, jika ada pengguna yang ingin melakukan listing(iklan), kami akan bantu sebarkan informasi tersebut hingga kota-kota kecil,” kata pendiri perusahaan brosur properti elektronik itu. Harry melakukan penyebaran informasi tersebut melalui banyak alat.
“Kita bantu distribusi melalui banyak kanal kita, bisa lewat Snapchat, Whatsapp, Facebook, Instagram, Twitter dan kanal lainnya. Kita juga lakukan inovasi yang memungkinkan pengguna jasa kami berbagi informasi hanya dalam tiga detik saja,” katanya.
Bagi Meilany dari United Bike, ada banyak cara untuk menuju sukses. Di United Bike, inovasi dilakukan di berbagai aspek, mulai dari desain sepeda itu sendiri hingga kualitas yang menjadi bahan sepeda.
“United Bike sendiri dasarnya memang bisnis yang tradisional. Meski baru, tapi kita tetap masuk e-dagang,” ungkap Meilany. Meski demikian, ia mengakui bahwa sifat produk dari bisnisnya memang kurang bersahabat dengan e-dagang.
Ukuran sepeda yang umumnya besar, membuat proses pengiriman menjadi mahal karena terkait volume barang.
“Dalam hal ini, logistik menjadi kendala utama United Bike masuk e-dagang. Namun kami tidak menyerah, kami siasati dengan promo menarik yang tidak memberatkan konsumen,” pungkas Meilany.